Sebelumnya sudah pernah saya posting artikel tentang
TCP/IPv4 dan IPv6, namun untuk kali ini saya akan menyampaikan lebih mendalam
tentang IPv6. Baik tentang keunggulannnya, transisi dari IPv4 ke IPv6 hingga
routing protokol pada IPv6.
Abstrak
Perkembangan teknologi jaringan komputer dewasa ini semakin pesat seiring dengan kebutuhan masyarakat akan layanan yang memanfaatkan jaringan komputer. Pada sistem jaringan komputer, protokol merupakan suatu bagian yang paling penting. Protokol jaringan yang umum digunakan adalah IPv4, yang masih terdapat beberapa kekurangan dalam menangani jumlah komputer dalam suatu jaringan yang semakin kompleks. Telah dikembangkan protokol jaringan baru, yaitu IPv6 yang merupakan solusi dari masalah diatas. Protokol baru ini belum banyak diimplementasikan pada jaringan-jaringan di dunia.
IP versi 6
(IPv6) adalah protokol Internet versi baru yang didesain sebagai pengganti dari
Internet protocol versi 4 (IPv4) yang didefinisikan dalam RFC 791. IPv6 yang
memiliki kapasitas address raksasa (128 bit), mendukung penyusunan address
secara terstruktur, yang memungkinkan Internet terus berkembang dan menyediakan
kemampuan routing baru yang tidak terdapat pada IPv4. IPv6 memiliki tipe
address anycast yang dapat digunakanuntuk pemilihan route secara efisien.
Selain itu IPv6 juga dilengkapi oleh mekanisme penggunaan address secara local
yang memungkinkan terwujudnya instalasi secara Plug&Play, serta menyediakan
platform bagi cara baru pemakaian Internet, seperti dukungan terhadap aliran
datasecara real-time, pemilihan provider, mobilitas host, end-to-end security,
ataupun konfigurasi otomatis.
Pendahuluan
IPv4 yang
merupakan pondasi dari Internet telah hampir mendekati batas akhir dari
kemampuannya, dan IPv6 yang merupakan protokol baru telah dirancang untuk dapat
menggantikan fungsi IPv4. Motivasi utama untuk mengganti IPv4 adalah karena
keterbatasan dari panjang addressnya yang hanya 32 bit saja serta tidak mampu
mendukung kebutuhan akan komunikasi yang aman, routing yang fleksibel maupun
pengaturan lalu lintas data.
|
Header
IPv4
|
IP versi 6 (IPv6) adalah protokol Internet versi baru
yang didesain sebagai pengganti dari Internet protocol versi 4 (IPv4) yang
didefinisikan dalam RFC 791. IPv6 yang memiliki kapasitas address raksasa (128
bit), mendukung penyusunan address secara terstruktur, yang memungkinkan
Internet terus berkembang dan menyediakan kemampuan routing baru yang tidak
terdapat pada IPv4. IPv6 memiliki tipe address anycast yang dapat
digunakanuntuk pemilihan route secara efisien. Selain itu IPv6 juga dilengkapi
oleh mekanisme penggunaan address secara local yang memungkinkan terwujudnya
instalasi secara Plug&Play, serta menyediakan platform bagi cara baru
pemakaian Internet, seperti dukungan terhadap aliran datasecara real-time,
pemilihan provider, mobilitas host, end-to-end security, ataupun konfigurasi
otomatis.
Keunggulan IPv6
Keunggulan IPv6
Otomatisasi berbagai setting / Stateless-less auto-configuration (plug&play) Address pada IPv4 pada dasarnya statis terhadap host. Biasanya diberikan secara berurut pada host. Memang saat ini hal di atas bisa dilakukan secara otomatis dengan menggunakan DHCP (Dynamic Host Configuration Protocol), tetapi hal tersebut pada IPv4 merupakan fungsi tambahan saja, sebaliknya pada IPv6 fungsi untuk mensetting secara otomatis disediakan secara standar dan merupakan defaultnya. Pada setting otomatis ini terdapat 2 cara tergantung dari penggunaan address, yaitu setting otomatis stateless dan statefull.
- Setting Otomatis Statefull
Cara
pengelolaan secara ketat dalam hal range IP address yang diberikan pada host
dengan menyediakan server untuk pengelolaan keadaan IP address, dimana cara ini
hampir mirip dengan cara DHCP pada IPv4. Pada saat melakukan setting secara
otomatis, informasi yang dibutuhkan antara router, server dan host adalah ICMP
(Internet Control Message Protocol) yang telah diperluas. Pada ICMP dalam IPv6
ini, termasuk pula IGMP (Internet Group management Protocol) yang dipakai pada
multicast pada IPv4.
- Setting Otomatis Stateless
Pada cara ini
tidak perlu menyediakan server untuk pengelolaan dan pembagian IP address,
hanya mensetting router saja dimana host yang telah tersambung di jaringan dari
router yang ada pada jaringan tersebut memperoleh prefix dari address dari
jaringan tersebut. Kemudian host menambah pattern bit yang diperoleh dari
informasi yang unik terhadap host, lalu membuat IP address sepanjang 128 bit
dan menjadikannya sebagai IP address dari host tersebut. Pada informasi unik
bagi host ini, digunakan antara lain address MAC dari jaringan interface. Pada
setting otomatis stateless ini dibalik kemudahan pengelolaan, pada Ethernet
atau FDDI karena perlu memberikan paling sedikit 48 bit (sebesar address MAC)
terhadap satu jaringan, memiliki kelemahan yaitu efisiensi penggunaan address
yang buruk.
Perubahan Dari IPV4 ke IPV6
Perubahan dari IPv4 ke IPv6 pada dasarnya terjadi karena beberapa hal yang dikelompokkan dalam kategori berikut :
- Kapasitas Perluasan Alamat
IPv6
meningkatkan ukuran dan jumlah alamat yang mampu didukung oleh IPv4 dari 32 bit
menjadi 128bit. Peningkatan kapasitas alamat ini digunakan untuk mendukung
peningkatan hirarki atau kelompok pengalamatan, peningkatan jumlah atau
kapasitas alamat yang dapat dialokasikan dan diberikan pada node dan
mempermudah konfigurasi alamat pada node sehingga dapat dilakukan secara
otomatis. Peningkatan skalabilitas juga dilakukan pada routing multicast dengan
meningkatkan cakupan dan jumlah pada alamat multicast. IPv6 ini selain
meningkatkan jumlah kapasitas alamat yang dapat dialokasikan pada node juga
mengenalkan jenis atau tipe alamat baru, yaitu alamat anycast. Tipe alamat
anycast ini didefinisikan dan digunakan untuk mengirimkan paket ke salah satu
dari kumpulan node.
- Penyederhanaan Format Header
Beberapa kolom
pada header IPv4 telah dihilangkan atau dapat dibuat sebagai header pilihan.
Hal ini digunakan untuk mengurangi biaya pemrosesan hal-hal yang umum pada
penanganan paket IPv6 dan membatasi biaya bandwidth pada header IPv6. Dengan
demikian, pemerosesan header pada paket IPv6 dapat dilakukan secara efisien.
- Option dan Extension Header
Perubahan yang
terjadi pada header-header IP yaitu dengan adanya pengkodean header Options
(pilihan) pada IP dimasukkan agar lebih efisien dalam penerusan paket (packet
forwarding), agar tidak terlalu ketat dalam pembatasan panjang header pilihan
yang terdapat dalam paket IPv6 dan sangat fleksibel/dimungkinkan untuk
mengenalkan header pilihan baru pada masa akan datang.
- Kemampuan Pelabelan Aliran Paket
Kemampuan atau
fitur baru ditambahkan pada IPv6 ini adalah memungkinkan pelabelan paket atau
pengklasifikasikan paket yang meminta penanganan khusus, seperti kualitas mutu
layanan tertentu (QoS) atau real-time.
- Autentifikasi dan Kemampuan Privasi
Kemampuan
tambahan untuk mendukung autentifikasi, integritas data dan data penting juga
dispesifikasikan dalam alamat IPv6.
Perubahan
terbesar pada IPv6 adalah perluasan IP address dari 32 bit pada IPv4 menjadi
128 bit.128 bit ini adalah ruang address yang kontinyu dengan menghilangkan
konsep kelas. Selain itu juga dilakukan perubahan pada cara penulisan IP
address. Jika pada IPv4 32 bit dibagi menjadi masing-masing 8 bit yang dipisah
kan dengan "." dan dituliskan dengan angka desimal, maka pada IPv6,
128 bit tersebut dipisahkan menjadi masing-masing 16 bit yang tiap bagian
dipisahkan dengan ":"dan dituliskan dengan hexadesimal. Selain itu
diperkenalkan pula struktur bertingkat agar pengelolaan routing menjadi mudah.
Pada CIDR (Classless Interdomain Routing) table routing diperkecil dengan
menggabungkan jadi satu informasi routing dari sebuah organisasi.
Untuk memahami
tentang struktur bertingkat address pada IPv6 ini, dengan melihat contoh pada
address untuk provider. Pertama-tama address sepanjang 128 bit dibagi menjadi beberapa
field yang dapat berubah panjang. Jika 3 bit pertama dari address adalah
"010", maka ini adalah ruang bagi provider. Sedangkan n bit
berikutnya adalah registry ID yaitu field yang menunjukkan tempat/lembaga yang
memberikan IP address. Misalnya IP address yang diberikan oleh InterNIC maka
field tersebut menjadi "11000". Selanjutnya m bit berikutnya adalah
provider ID, sedangkan o bit berikutnya adalah Subscriber ID untuk membedakan
organisasi yang terdaftar pada provider tersebut.
Kemudian p bit
berikutnya adalah Subnet ID, yang menandai kumpulan host yang tersambung secara
topologi dalam jaringan dari organisasi tersebut. Dan yang q=125-(n+m+o+p) bit
terakhir adalah Interface ID, yaitu IP address yang menandai host yang
terdapat dalam grup-grup yang telah ditandai oleh Subnet ID.
terdapat dalam grup-grup yang telah ditandai oleh Subnet ID.
Subnet ID dan
Interface ID ini bebas diberikan oleh organisasi tersebut. Organisasi bebas
menggunakan sisa p+q bit dari IP address dalam memberikan IP address di dalam
organisasinya setelah mendapat 128-(p+q) bit awal dari IP address. Pada saat
itu, administrator dari organisasi tersebut dapat membagi menjadi bagian
sub-jaringan dan host dalam panjang bit yang sesuai, jika diperlukan dapat pula
dibuat lebih terstruktur lagi. Karena panjang bit pada provider ID dan subscriber
ID bisa berubah, maka address yang diberikan pada provider dan jumlah IP
address yang dapat diberikan oleh provider kepada pengguna dapat diberikan
secara bebas sesuai dengan kebutuhan. Pada IPv6 bagian kontrol routing pada
address field disebut prefix, yang dapat dianggap setara dengan jaringan
address pada IPv4.
Address IPV6
- Unicast Address (one-to-one)
Digunakan
untuk komunikasi satu lawan satu, dengan menunjuk satu host. Pada Unicast
address ini terdiri dari :
- Global,
address yang digunakan misalnya untuk address provider atau address
geografis. - Link Local Address adalah address yang dipakai di dalam satu link saja. Yang dimaksud link di sini adalah jaringan lokal yang saling tersambung pada satu level. Address ini dibuat secara otomatis oleh host yang belum mendapat address global, terdiri dari 10+n bit prefix yang dimulai dengan "FE80" dan field sepanjang 118-n bit yang menunjukkan nomor host. Link Local Address digunakan pada pemberian IP address secara otomatis.
- Site-local, address yang setara dengan private address, yang dipakai terbatas di dalam site saja. Address ini dapat diberikan bebas, asal unik di dalam site tersebut, namun tidak bisa mengirimkan packet dengan tujuan alamat ini di luar dari site tersebut.
- Compatible
- Multicast (One-to-Many)
Yang digunakan
untuk komunikasi 1 lawan banyak dengan menunjuk host dari group. Multicast
Address ini pada IPv4 didefinisikan sebagai kelas D, sedangkan pada IPv6 ruang
yang 8 bit pertamanya di mulai dengan "FF" disediakan untuk multicast
Address. Ruang ini kemudian dibagi-bagi lagi untuk menentukan range berlakunya.
Kemudian Blockcast address pada IPv4 yang address bagian hostnya didefinisikan
sebagai "1", pada IPv6 sudah termasuk di dalam multicast Address ini.
Blockcast address untuk komunikasi dalam segmen yang sama yang dipisahkan oleh
gateway, sama halnya dengan multicast address dipilah berdasarkan range tujuan.
- Anycast Address
Yang menunjuk
host dari group, tetapi packet yang dikirim hanya pada satu host saja. Pada
address jenis ini, sebuah address diberikan pada beberapa host, untuk
mendifinisikan kumpulan node. Jika ada packet yang dikirim ke address ini, maka
router akan mengirim packet tersebut ke host terdekat yang memiliki Anycast
address sama. Dengan kata lain pemilik packet menyerahkan pada router tujuan
yang paling "cocok"bagi pengiriman packet tersebut. Pemakaian Anycast
Address ini misalnya terhadap beberapa server yang memberikan layanan seperti
DNS (Domain Name Server). Dengan memberikan Anycast Address yang sama pada
server-server tersebut, jika ada packet yang dikirim oleh client ke address
ini, maka router akan memilih server yang terdekat dan mengirimkan packet
tersebut ke server tersebut. Sehingga, beban terhadap server dapat
terdistribusi secara merata.Bagi Anycast Address ini tidak disediakan ruang
khusus. Jika terhadap beberapa host diberikan sebuah address yang sama, maka
address tersebut dianggap sebagai Anycast Address.
Struktur Paket Pada IPv6
Dalam
pendesignan header pakket ini, diupayakan agar cost/nilai pemrosesan header
menjadi kecil untuk mendukung komunikasi data yang lebih real time. Misalnya,
address awal dan akhir menjadi dibutuhkan pada setiap packet. Sedangkan pada
header IPv4 ketika packet dipecah-pecah, ada field untuk menyimpan urutan antar
packet. Namun field tersebut tidak terpakai ketika packet tidak dipecah-pecah.
Header pada Ipv6 terdiri dari dua jenis, yang pertama, yaitu field yang
dibutuhkan oleh setiap packet disebut header dasar, sedangkan yang kedua yaitu
field yang tidak selalu diperlukan pada packet disebut header ekstensi, dan
header ini didifinisikan terpisah dari header dasar. Header dasar selalu ada
pada setiap packet, sedangkan header tambahan hanya jika diperlukan diselipkan
antara header dasar dengan data. Header tambahan, saat ini didefinisikan selain
bagi penggunaan ketika packet dipecah, juga didefinisikan bagi fungsi sekuriti
dan lain-lain. Header tambahan ini, diletakkan setelah header dasar, jika
dibutuhkan beberapa header maka header ini akan disambungkan berantai dimulai
dari header dasar dan berakhir pada data. Router hanya perlu memproses header
yang terkecil yang diperlukan saja, sehingga waktu pemrosesan menjadi lebih
cepat. Hasil dari perbaikan ini, meskipun ukuran header dasar membesar dari 20
bytes menjadi 40 bytes namun jumlah field berkurang dari 12 menjadi 8 buah
saja.
Label Alir dan Real Time Process
Header dari
packet pada IPv6 memiliki field label alir (flow-label) yang digunakan untuk
meminta agar packet tersebut diberi perlakuan tertentu oleh router saat dalam
pengiriman (pemberian ‘flag’). Misalnya pada aplikasi multimedia sedapat
mungkin ditransfer secepatnya walaupun kualitasnya sedikit berkurang, sedangkan
e-mail ataupun WWW lebih memerlukan sampai dengan akurat dari pada sifat real
time.
Router
mengelola skala prioritas maupun resource seperti kapasitas komunikasi atau
kemampuan memproses, dengan berdasar pada label alir ini. Jika pada IPv4
seluruh packet diperlakukan sama, maka p ada IPv6 ini dengan perlakuan yang
berbeda terhadap tiap packet, tergantung dari isi packet tersebut, dapat
diwujudkan komunikasi yang aplikatif.
IPv6 Transition (IPv4-IPv6)
Untuk
mengatasi kendala perbedaan antara IPv4 dan IPv6 serta menjamin
terselenggaranya komunikasi antara pengguna IPv4 dan pengguna IPv6, maka dibuat
suatu metode Hosts – dual stack serta Networks – Tunneling pada hardware
jaringan, misalnya router dan server.
Jadi setiap
router menerima suatu packet, maka router akan memilah packet tersebut untuk
menentukan protokol yang digunakan, kemudian router tersebut akan meneruskan ke
layer diatasnya.
Representasi Alamat pada IPv6
Model x:x:x:x:x:x:x:x
dimana ‘x‘ berupa nilai hexadesimal dari 16 bit porsi alamat, karena ada 8 buah
‘x‘ maka jumlah totalnya ada 16 * 8 = 128 bit. Contohnya adalah :
FEDC:BA98:7654:3210:FEDC:BA98:7654:3210
Jika format
pengalamatan IPv6 mengandung kumpulan group 16 bit alamat, yaitu ‘x‘, yang
bernilai 0 maka dapat direpresentasikan sebagai ‘::’. Contohnya adalah :
FEDC:0:0:0:0:0:7654:3210
dapat
direpresentasikan sebagai
FEDC::7654:3210
0:0:0:0:0:0:0:1
dapat
direpresentasikan sebagai
::1
Model
x:x:x:x:x:x:d.d.d.d dimana ‘d.d.d.d’ adalah alamat IPv4 semacam 167.205.25.6
yang digunakan untuk automatic tunnelling. Contohnya adalah :
0:0:0:0:0:0:167.205.25.6 atau
::167.205.25.6
0:0:0:0:0:ffff:167.205.25.7 atau :ffff:167.205.25.7
0:0:0:0:0:ffff:167.205.25.7 atau :ffff:167.205.25.7
Jadi jika
sekarang anda mengakses alamat di internet misalnya 167.205.25.6 pada saatnya
nanti format tersebut akan digantikan menjadi semacam ::ba67:080:18.
Sebagaimana IPv4, IPv6 menggunakan bit mask untuk keperluan subnetting yang
direpresentasikan sama seperti representasi prefix-length pada teknik CIDR yang
digunakan pada IPv4, misalnya :
3ffe:10:0:0:0:fe56:0:0/60
menunjukkan
bahwa 60 bit awal merupakan bagian network bit. Jika pada IPv4 anda
mengenal pembagian kelas IP menjadi kelas A, B, dan C maka pada IPv6 pun
dilakukan pembagian kelas berdasarkan fomat prefix (FP) yaitu format bit awal
alamat. Misalnya :
3ffe:10:0:0:0:fe56:0:0/60
maka jika
diperhatikan 4 bit awal yaitu hexa ‘3’ didapatkan format prefixnya untuk 4 bit
awal adalah 0011 (yaitu nilai ‘3’ hexa dalam biner).
Kelas Ipv6
Ada beberapa
kelas IPv6 yang penting yaitu :
- Aggregatable
Global Unicast Addresses : termasuk di dalamnya adalah alamat IPv6
dengan bit awal 001. - Link-Local Unicast Addresses : termasuk di dalamnya adalah alamat IPv6 dengan bit awal 1111 1110 10.
- Site-Local Unicast Addresses : termasuk di dalamnya adalah alamat IPv6 dengan bit awal 1111 1110 11.
- Multicast Addresses : termasuk di dalamnya adalah alamat IPv6 dengan bit awal 1111 1111.
Pada protokol
IPv4 dikenal alamat-alamat khusus semacam 127.0.0.1 yang mengacu ke localhost,
alamat ini direpresentasikan sebagai 0:0:0:0:0:0:0:1 atau ::1 dalam protokol
IPv6. Selain itu pada IPv6 dikenal alamat khusus lain yaitu 0:0:0:0:0:0:0:0
yang dikenal sebagai unspecified address yang tidak boleh diberikan sebagai
pengenal pada suatu interface. Secara garis besar format unicast address adalah
sebagai berikut :
Interface
ID digunakan sebagai pengenal unik masing-masing host dalam satu subnet.
Dalam penggunaannya umumnya interface ID berjumlah 64 bits dengan format
IEEE EUI-64. Jika digunakan media ethernet yang memiliki 48 bit MAC address
maka pembentukan interface ID dalam format IEEE EUI-64 adalah sebagai berikut :
Misalkan
MAC address-nya adalah 00:40:F4:C0:97:57
- Tambahkan
2 byte yaitu 0xFFFE di bagian tengah alamat tersebut sehingga
menjadi 00:40:F4:FF:FE:C0:97:57 - Komplemenkan
(ganti bit 1 ke 0 dan sebaliknya) bit kedua dari belakang pada byte
awal alamat yang terbentuk, sehingga yang dikomplemenkan adalah ‘00’ (dalam
hexadesimal) atau ‘00000000’ (dalam biner) menjadi ‘00000010’ atau ‘02’ dalam
hexadesimal. - Didapatkan interface ID dalam format IEEE EUI-64 adalah 0240:F4FF:FEC0:9757
Protokol Routing Pada Ipv6
Protokol routing yang digunakan pad a IPv6 adalah BGP4+ untuk external routing dan OSPFv6, RIPng untuk internal routing.
- BGP4+
Border
Gateway Protokol adalah routing protokol yang memakai system autonomous. Fungsi
utama dari BGP adalah untuk saling tukar-menukar informasi konektivitas
jaringan antar BGP sistem. Informasi konektifitas ini antara lain adalah daftar
dari Autonomous System (ASs). Informasi ini digunakan untuk membuat daftar
routing sehingga terjadi suatu koneksi.
BGP4
mampu melakukan suatu advertaisement dan IP-prefix serta menghilangkan
keterbatasan tentang network class. BGP memakai pola Hop-by-Hop yang artinya
hanya meggunakan jalur yang berikutnya yang terdaftar dalam Autonomous System.
BGP menggunakan TCP sebagai media transport. BGP menggunakan port 179 untuk koneksi BGP. BGP mendukung CIDR.
BGP menggunakan TCP sebagai media transport. BGP menggunakan port 179 untuk koneksi BGP. BGP mendukung CIDR.
BGP
mampu mempelajari jalur internet malalui internal atau eksternal BGP dan dapat
memilih jalur terbaik dan memasukkannya dalam ip forwarding. BGP dapat
digunakan pada dual maupun multi-homed, dengan syarat memiliki nilai AS. BGP
tidak dapat digunakan pada single-homed.
Type dari BGP:
Type dari BGP:
- OPEN, tipe pesan yang diterima sewaktu koneksi antar BGP tersambungkan.
- UPDATE, tipe pesan yang dikirimkan untuk mengirimkan informasi routing antar BGP.
- KEEPALIVE, tipe pesan yang dikirimkan untuk mengetahui apakah pasangan BGP masih hidup
- NOTIFICATION, tipe pesan yang dikirimkan apabila terjadi error.
- Attribut BGP
AS_path,
adalah jalur yang dilalui dan dicatat dalam data BGP route, dan dapat
mendeteksi loop. Next_Hop, adalah jalur berikutnya yang akan dilalui dalam
routing BGP, biasanya adalah local network dalam eBGP. Selain itu bisa didapat
dari iBGP. Local Preference, penanda untuk AS BGP local Multi-Exit
Discriminator (MED), bersifat non-transitif digunakan apabila memiliki eBGP
yang lebih dari 1. Community, adalah sekumpulan BGP yang berada dalam
satu AS. Perbandingan BGP-4 antara yang digunakan untuk IPv4 dan IPv6 adalah
kemampuan dari BGP yang dapat mengenali scope dari IPv6, yaitu global, site-local,
link-local. Apabila IPv6 masih menggunakan IPv4 sebagai transport maka
alamat peer pada BGP yang lainnya harus diikutkan pada konfigurasi.
- RIPng
Routing
Information Protocol Next Generation adalah protokol routing yang berdasarkan
protokol routing RIP di IPv4 yang sudah mendukung IPv6. RIPng ini digunakan
untuk internal routing protokol dan menggunakan protokol UDP sebagai transport.
RIPng ini menggunakan port 521 sebagai komunikasi antar RIPng.
Metode
yang dipakai RIPng adalah distance vector (vektor jarak), yaitu:
- Jarak local network dihitung 0
- Kemudian mencari neighbour sekitar dan dihitung jaraknya dan cost
- Dibandingkan jarak dan cost antar neighbour
- Dilakukan perhitungan secara kontinue
- Menggunakan algoritma Ballman-Ford
Command
pada RIPng Header berisi:
- Request, meminta daftar tabel routing pada RIPng yang lain
- Response, membalas request dari RIPng yang lain dan memberikan daftar routing
Protokol
RIPng ini memiliki beberapa kelemahan
- Hanya bisa sampai 15 HOP
- Lambat dalam memproses routing, dikarena melakukan pengecekan terus menerus
- Bersifat Classful
Perbedaan
yang terjadi antara RIP pada IPv4 (RIPv2) dan IPv6 (RIPng) adalah port UDP
dimana pada IPv4 menggunakan port 520 sedangkan IPv6 menggunakan port 521
sebagai media transpor. RIPng hanya memiliki 2 perintah yaitu response dan
request, berbeda dengan RIPv2 yang memiliki banyak perintah dan banyak yang
tidak terpakai dan ada yang dibuang pada RIPng seperti authentifikasi.
Perubahan yang terjadi dari RIPv2 ke RIPng antara lain, ukuran routing yang tidak
lagi dibatasi, subnet IPv4 digantikan dengan prefix IPv6, next-hop dihilangkan
tetapi kegunaannya tidak dihilangkan, authentifikasi dihilangkan, namun
kemampuan yang hanya sampai 15 hop masih sama.
- OSPFv3
Open
Shortest Path First adalah routing protokol yang digunakan pada IPv6.
OSPF ini berdasarkan atas Link-state dan bukan berdasarkan atas jarak.
Setiap node dari OSPF mengumpulkan data state dan mengumpulkan pada Link State
Packet.
LSP
dibroadcast pada setiap node untuk mencapai keseluruhan network. Setelah
seluruh network memiliki “map” hasil dari informasi LSP dan dijadikan dasar
link-state dari OSPF. Kemudian setiap OSPF akan melakukan pencarian dengan
metode SPF (Shortest Path First) untuk menemukan jarak yang lebih efisien.
Routing
table yang dihasilkan berdasarkan atas informasi LSP yang didapat sehingga OSPF
memberikan informasi LSP secara flood, karena OSPF sudah memiliki kemampuan
untuk memilih informasi LSP yang sama maka flood ini tidak mengakibat
exhousted.
OSPF
ini menggunakan protokol TCP bukan UDP, mendukung VLSM (Variable Length Subnet
Mask).
OSPF
menggunakan algoritma Shortest Path First (SPF) oleh Dijkstra, yaitu:
- Diasumsikan sudah ada data table sebelumnya. Data yang diperlukan antara lain PATH (ID, path cost, arah forwarding ) TENTATIVE (ID, path cost, arah forwarding), Forwarding database.
- Taruh local sebagai root dari tree dengna ID,0,0 pada PATH.
- Temukan link N dan taruh di PATH. Hitung jarak Root-N dan N-M, apabila M belum terdapat di PATH atau TENTATIVE, apabila nilainya lebih baik taruh di TENTATIVE.
- Apabila TENTATIVE bernilai kosong , batalkan. Lainnya, masukkan nilai TENTATIVE ke PATH.
Keterangan
OSPF:
Version,
8 bit, diisi dengan dengan versi dari OSPF.
Type,
8 bit, diisi dengan Type code dari OSPF yaitu:
- Hello, untuk mengetahui adanya pasangan OSPF
- Database Description, mengirimkan deskripsi dari OSPF
- Link State Request, meminta data dari pasangan OSPF
- Link State Update, mengupdate data table pada OSPF
- Link State Aknowledgment, mengirimkan pesan error
Length, 16 bit, panjang header dan data dari OSPF
Router ID, 32 bit, Router ID dari source paket
Area ID, 32 bit, Area dari paket ini.
Checksum, 16 bit
AuType, 16 bit, model autentifikasi dari OSPF
Authentication, 64 bit, misal tanpa autenticasi, simple
password, cryptographic
password.
Keterangan untuk OSPFv3:
Version, 8 bit, diset 3
Checksum, 16 bit, CRC
Instance ID, 8 bit
Reserves, 8 bit diset 0
- Perbandingan antara Link State dengan Distance Vektor
- Konversi lebih cepat daripada Distance Vektor
- Mudah dalam bentuk Topologi Jaringan
- Mudah dalam hal Routing
- Bisa memiliki routing tabel yang kompleks
- Perbedaan Antara OSPF Ipv4 dengan OSPF IPv6
- Komunikasi menggunakan link-state tidak menggunakan subnet.
- Menghilangkan alamat semantic.
- Menggunakan scope IPv6 yaitu: link-local scope, area-scope, AS scope.
- Mendukung multi OSPF pada link yang sama.
- Menggunakan alamat link-local.
- Menghilangkan authentifikasi.
- Perubahan format paket.
Contoh
Infrastruktur IPv6
Kesimpulan
IPv4
yang merupakan pondasi dari Internet telah hampir mendekati batas akhir dari
kemampuannya, dan IPv6 yang merupakan protokol baru telah dirancang untuk dapat
menggantikan fungsi IPv4. Motivasi utama untuk mengganti IPv4 adalah karena
keterbatasan dari panjang addressnya yang hanya 32 bit saja serta tidak mampu
mendukung kebutuhan akan komunikasi yang aman, routing yang fleksibel maupun
pengaturan lalu lintas data. Keunggulan IPv6 dibandingkan dengan IPv4
diantaranya yaitu setting otomatis stateless dan statefull. Kemudian, dasar
migrasi / perubahan dari Ipv4 ke Ipv6 diantaranya kapasitas perluasan alamat,
penyederhanaan format header, option dan extension header, kemampuan pelabelan
aliran paket serta autentifikasi dan kemampuan privasi. Untuk mengatasi kendala
perbedaan antara IPv4 dan IPv6 serta menjamin terselenggaranya komunikasi antara pengguna IPv4 dan pengguna IPv6, maka dibuat suatu metode Hosts – dual stack serta Networks – Tunneling pada hardware jaringan, misalnya router dan server.
perbedaan antara IPv4 dan IPv6 serta menjamin terselenggaranya komunikasi antara pengguna IPv4 dan pengguna IPv6, maka dibuat suatu metode Hosts – dual stack serta Networks – Tunneling pada hardware jaringan, misalnya router dan server.
Sumber :
Khusus mengenai IPv6